Kamis, 06 Juli 2017

ARTIKEL,BIBLIOKONSELNG DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS



MENUMBUHKAN INTEGRITAS SISWA MELALUI  BIBLIOKONSELING
PEMBELAJARAN TEKS NARRATIVE
Lilik Masrukhah,M.Pd SMPN2WONOAYU,081331590115
                            
Abstract
Lilik Masrukhah. 2014. Menumbuhkan integritas Siswa melalui Bibliokonseling pembelajaran
                                        Teks Narrative
The environment can influence the attitudes and behavior of individuals. There are some students who are not Have integrity character because are not able to change them selves with their surroundings. The best practice based based on the background of the study and on the observations and experience of researcher, students have very low integrity in learning processed in the classroom .
The data Collection method using a qualitative approach . the design of single subject research that is of class IX F, retrieval of data obtained through observation and question form.
      The subject of the data are 36 students of IX F  SMPN2 Wonoayu, The result of the finding just 25%  (9 students) who have a high level of integrity and 75 (27 students) ,It shows has very low integrity level from data pre action. in this best practice The goals of this research was  to find out the effectiveness of language learning in the bibliokonseling tehik through text narrative teaching learning .
           Based on the data results of the final analysis the psychological scale  about the State of mind that the integrity the integrity of the students of class IX F SMP Negeri 2 WONOAAYU school year 20142015 in  good integrity  student or 55,7% (20 students) in globally. Moreover there are students or 15.% (4 children) have integrity very well, students or 28.% (10 students ) have a self sufficient adjustment, student or  ( 1students) have less integration and there are students or 0.3 %(1students) have less integrity for all.
Key word: Integrity,Bibliokonseling,Narrative text
Pendahuluan
              Integritas merupakan bentuk  konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan..Integritas diartikan sebagai kejujuran atau kebenaran dari tindakan seseorang dalam kehidupan di lingkungan sekitar kita sehari-hari.Dari pendekatan kemanusiaan, Behavior,kognitif, hingga sibernetik. Salah satu alternative pendekatan yang saat ini mulai dikaji adalah bibliokonseling. Yaitu pendekatan bimbingan Integritas dengan menggunakan informasi atau pengetahuan yang terdapat dalam buku pustaka melalui membaca atau istilah kerenya berliterasi.
                Melalui hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 2 wonoayu menunjukkan bahwa nilai kejujuran siswa  belum nampak bagus,Siswa cenderung nyontek pekerjaan temanya dalam mengerjakan tugas maupun soal ulangan. Berdasarkan permasalahan diatas  dalam karya tulis ini mengupas bagaimana menumbuhkan integritas siswa dikelas melalui pembelajaran Narratiave teks?
             Tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SMP untuk membantu siswa mengembangkan kompetensi ,Siswa dinyatakan mencapai tingkat literasi fungsional apabila memiliki kemampuan memahami teks tulis.Teks narrative  ini  direalisasikan dalam  pembelajaran integrasi melalui pemahaman bacaan ,dengan  tehnik Bibliokonseling untuk menumbuhkan integritas pada diri siswa (kejujuran, tanggung jawab,konsistensi, bekerja bersungguh sungguh dst) .
            Mereka yang memiliki integritas diri bisa memberi dampak besar dan positif dalam kehidupan, bahkan untuk generasi penerus kita, melalui keteladanan dan apa saja yang mereka selalu pertahankan.”Hendaklah memperlakukan orang lain sebagaimana Anda sendiri ingin diperlakukan” (positip). Atau secara negatif: “Jangan perbuat terhadap orang lain apa yang Anda sendiri tidak inginkan diperbuat terhadap diri Anda” (Bertens, 1997:169). Jadi, orang berintegritas tidak akan bertindak sembarangan. Siswa perlu kita latih dengan menerapkan sikap integrasi secara dini melalui pendekatan bibliokonseling.
                    Integrasi kita sebut sebagai perpaduan berbagai dimensi dasar diri manusia, sebagai hal yang terkait dengan sikap mental kejiwaan seseorang dalam menjalankan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Baker (dalam Hadi, 2005: 141) bahwa: “Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar yang serasi dengan tujuan mengajar”. (Adrian Gostick, 2003:70).
                    Orang yang memiliki integritas dapat menjadi inspirasi positif bagi orang-orang di sekitarnya,bahkan mampu memberi pengaruh besar dan positip dalam kehidupan. Filsuf Herb Shepherd (Antonius, 2002:135-136) menyebutkan integritas diri sebagai kesatuan yang mencakup empat nilai, yaitu perspektif (spiritual), otonomi (mental), keterkaitan sosial, dan tonus (fisik). Sekarang Bagaimana strategy menanamkan integritas disekolah kepada siswa-siswi
         Bibliokonseling
                Bibliokonseling merupakan nama lain dan diadaptasi dan biblioterapi yaitu merupakan teknik yang sudah dipraktikkan untuk mengubah tingkah laku manusia (Brammer dan Shostrom ,1982). Ide pemanfaatan bahan bacaan sebagai media terapi pada zaman itu tak dapat dilepaskan.Bibliokonseling adalah teknik bimbingan yang dilakukan dengan menggunakan buku atau cerita yang di dalamnya terdapat ajaran tentang berperilaku peduli. Buku merupakan media untuk memperoleh wawasan, pengetahuan, informasi, dan hiburan. Selain itu, buku (Teks) dapat menjadi media terapi atau penyembuhan bagi penderita gangguan mental, seperti gangguan kecemasan, trauma, dan stres. Pemanfaatan buku sebagai media terapi disebut biblioterapi. Jachna (2005:1) mengatakan biblioterapi adalah dukungan psikoterapi melalui bahan bacaan untuk membantu seseorang yang mengalami permasalahan personal. Metode terapi ini sangat dianjurkan, terutama bagi penderita yang sulit mengungkapkan permasalahan secara verbal (SuparyoYosi, 2010).
                       Bibliokonseling juga dapat diartikan suatu kegiatan mengintervensi pemikiran individu dengan rnenggunakan suatu bacaan, sehingga setelah membaca bacaan tersebut, individu dapat mendapatkan informasi baru dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bibliokonseling adalah bimbingan belajar yang membantu individu secara mandiri untuk memahami din dan lingkungan, belajar dan lingkungan luar, dan menemukan solusi dan permasalahan. (Schrank and Engels, 1981, dalam Lasan).
                   Penggunaan bibliokonseling dianggap efektif dalam mengembangkan kesadanan akan kejujuran karena Menurut Novitawati (dalam Suparyo Yosi, 2010) intervensi bibliokonseling dapat diBibliokonseling  kan dalam empat tingkatan, yaitu intelektual, sosial, perilaku, dan emosional intervensi bibliokonseling dapat dapat diBibliokonseling  kan dalam empat tingkatan, yaitu intelektual, sosial, perilaku, dan emosional.
                  Pertama, pada tingkat intelektual, individu memperoleh pengetahuan tentang perilaku yang dapat memecahkan masalah. Dengan bacaan, individu memperoleh wawasan tentang keanekaragaman manusia dengan berbagai nilai-nilai kehidupan, mengidentifikasi diri dengan karakter yang ada dalam cerita yang dibaca. Siswa dapat menganalisis nilai-nilai moral, mengkritisi kejadian tersebut sehingga muncul pemikiran yang kritis dalam menanggapi situasi yang ada dalam cerita, sehingga terjadi proses pembentukan kesadaran diri, meningkatkan konsep diri dan memperbaiki penialain pribadi dan sosial.
            Kedua, ditingkat sosial, individu dapat mengasah kepekaan sosialnya. Individu dapat melampaui bingkai refrensinya melalui imajinasi orang lain. individu dapat mengasah kepekaan sosialnya. Individu dapat melampaui bingkai refrensinya melalui imajinasi orang lain.Ketiga, tingkat perilaku individu akan mendapatkan kepercayaan diri untuk mrmbicarakan masalah-masalah yang sulit didiskusikan akibat perasaan takut, malu dan bersalah.Pada tahap ini siswa diajak untuk merefleksikan isi bacaan, baik refleksi isi maupun refleksi diri. Refleksi meliputi pemahaman tentang tokoh, baik tokoh yang berkarakter positif maupun negative, nilai-nilai moral yang dapat dipelajari. Sehingga dengan membaca, dapat meningkatkan kesadaran untuk bersikap jujur.
            Keempat, pada tingkat emosional, individu dapat terbawa perasaanya dan mengembangkan kesadaran menyangkut wawasan emosional. Melalui tahap ini, siswa menjadi terlibat secara emosional dalam cerita pendek yang dibaca. Pada proses ini, siswa dapat mengeluarkan emosi-emosi yang selama ini dipendam dan dapat meringankan beban pikiran. Karena berminat pada pekerjaannya itu, ia bekerja keras.Begitu pentingnya integritas sehingga dapat menjadi andalan di kala kondisi sekitar sedang tidak stabil. Namun, integritas bukanlah sesuatu yang mudah terbentuk dan dimiliki oleh orang. Dia harus ditumbuhkan melalui usaha sengaja dan terus menerus.. Orang yang memiliki integritas diri dapat menjadi inspirasi positif bagi orang-orang di sekitarnya, bahkan mampu memberi pengaruh besar dan positip dalam kehidupan.
Pembelajaran Teks Narrative
       Narrative teks adalah sebuah materi berjenis Genre,tetapi materi ini punya keunikan tersendiri karena isi dari narrative teks ini ada MORAL VALUE (Muatan pendidikan karakter) dari masing masing isi teks sehingga materi ini sangat cocok untuk praktek pembelajaran Biliokonseling  Yang bisa dimasukan dalam isi teks tersebut dalam pembelajaran .Guru sangat mempunyai banyak alternative untuk memasukan karakter karakter integrasi didalam menjelaskan generic structure pada isi teks.
                 Materi Teks Narrative dipilih penulis karena di dalam generic structure pada teks ini memuat MORAL VALUE (muatan pendidikan karakter ) sehingga materi ini sangat cocok untuk pembelajaran dalam menumbuhkan kejujuran siswa yang erat kaitanya dengan integritas .Dalam pembelajaran Teks Narrative siswa bisa belajar dari teks bacaan melalui moral value (muatan pendidikan yang merupakan unsur utama dalam generic structure pembelajara Teks Narrative sehingga menumbuhkan karakter jujur,berani,tekun,bertanggung jawab ,yang merupakan unsur utama dari menumbuhkan integritas siswa.
                    Susunan (generic structure) narrative text bisa berisi: Orientation, Complication, Evaluation, Resolution ,Reorientation serta  moral value. Meski “Evaluation” atau“Reorientation” merupakan optional; bisa ditambahkan dan bisa tidak.Melalui  moral value dalam sebuah teks narrative lah kita memberikan bibliokonseling.kita memberikan cerita fiktif yang memuat jarakter kejujuran,kebaikan,ketekunan,serta karakter baik lainya yang menunjang meningkatnya integritas siswa. Evaluation berisi penilaian/evaluasi terhadap jalannya cerita atau konflik. Sedangkan Reorientation berisi penyimpulan isi akhir cerita.
Metode
               Sesuai dengan fokus permasalahan dan tujuan pengumpulan data, Best practice ini menjelaskan  tehnik bibliokonseling melalui pembelajaean teks narrative yang efektif untuk meningkatkan integritas siswa SMP. Metode Penulisan karya tulis ini menggunakan metode observasi serta  studi pustaka berupa buku-buku, jurnal, artikel,  yang telah teruji kevalidannya, yang saling menunjang  satu sama lain, relevan dengan kajian tulisan serta mendukung uraian atau analisis pembahasan
                Dalam penulisan karya tulis ini, kajian ilmiah dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Data yang diperoleh akan dijalaskan untuk mendapatkan kesimpulan.Sedangkan Metode analisis deskriptif dilaksanakan untuk menjelaskan secara sistematis, faktual, akurat, tentang fakta-fakta dan sifat-sifat yang terkait dengan substansi penelitian. Dalam hal ini dilakukan untuk menganalisis rendahnya integritas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dikelas,bagi siswa yang tidak mau berusaha mengerjakan tugas sendiri namun selalu mengcopy pekerjaan temanya.
Hasil dan Pembahasan
              Berdasarkan keterangan dari seluruh sumber data dapat dipahami bahwa secara umum program bimbingan bibliokonseling sudah dilaksanakan, namun pelaksanaan bimbingan Bibliokonseling   masih insidental, hanya menyesuaikan dengan kebutuhan siswa, belum terprogram secara pasti. Setelah mengikuti bimbingan Bibliokonseling   siswa merasa senang,Siswa dapat mengutarakan pendapatnya, belajar mengerjakan sendiri secara jujur ,tekun,bekerja keras dan rajin.
Berdasarkan hasil analisis skala psikologis tentang integritas terhadap siswa kelas IX F SMP Negeri 2 Wonoayu tahun ajaran 2013/2014 diperoleh hasil bahwa secara umum siswa memiliki integritas yang baik yaitu 36 siswa atau 55.7%. Selebihnya ada  siswa atau 15.0% memiliki integritas sangat baik,  siswa atau 28.0% memiliki integritas cukup, 3 siswa atau 1.0% memiliki integritas kurang dan ada 1 siswa atau 0.3% memiliki penyesuaian diri kurang sekali.
               Model bimbingan Bibliokonseling   ini dikembangkan berdasarkan pada analisis antara temuan empiris kondisi obyektif di lapangan yaitu kondisi integritas siswa dan kondisi aktual pelaksanaan bimbingan Bibliokonseling  , dan kaidah-kaidah bimbingan Bibliokonseling   yang bersifat konseptual yaitu kajian teoritik dan hasil-hasil penelitian, serta kelaziman pelaksanaan bimbingan Bibliokonseling   yang dirancang secara kolaboratif. Komponen model bimbingan Bibliokonseling   yang dikembangkan meliputi: rasional, pengertian, tujuan, asumsi, target intervensi, komponen model, peran dan fungsi pimpinan Bibliokonseling  , kompetensi pimpinan Bibliokonseling   dalam implementasi model, tahap-tahap pelaksanaan model, materi layanan, serta evaluasi dan indikator keberhasilan model. Setelah model tersusun langkah berikutnya adalah pengumpulan data.
Secara umum rata-rata integritas siswa setelah diberi layanan bimbingan Bibliokonseling   dengan teknik bibliokonseling naik sebesar 9.0 %. Sebelum diberi layanan bimbingan Bibliokonseling   rata-rata subjek pada skor 72 dengan kriteria cukup dan setelah diberi layanan bimbingan Bibliokonseling   rata-rata skor menjadi 81 dengan kriteria baik.
Simpulan
Program bimbingan Bibliokonseling   sudah dilaksanakan, namun pelaksanaan bimbingan Bibliokonseling   masih insidental, hanya menyesuaikan dengan kebutuhan siswa. Tema yang dibahas belum banyak ,hanya menyesuaikan KD pembelajaran teks narrative dan dalam pelaksanaannya masih menggunakan bimbingan Bibliokonseling   biasa. Berdasarkan hasil analisis Akhir data skala psikologis tentang integritas diketahui bahwa keadaan integritas siswa kelas IX F SMP Negeri 2 WONOAAYU  Tahun Ajaran 2014/2015 secara umum baik yaitu  siswa atau 55.7% (20 anak ). Selebihnya ada  siswa atau 15.0% ( 4 Anak )memiliki integritas sangat baik,  siswa atau 28.0%  ( 10 anak  )memiliki penyesuaian diri cukup,  siswa atau 1.0%  (1 anak )memiliki integrasi  kurang dan ada  siswa atau 0.3% (1anak ) memiliki integritas  kurang sekali.
Model bimbingan Bibliokonseling   dengan teknik bibliokonseling untuk meningkatkan integritas siswa terdiri dari: (1) membaca Teks narrative (2) mengidentifikasi generic structure teks (3) merevie summary dari bacaan anak (4) Tanya jawab terkait isi teks (5) menemukan muatan pendidikan dari teks yang telah dibaca siswa,disinilah bibliokonseling diberikan melalui character ,sikap serta figure tokoh cerita guru membimbing siswa menjadi siswa yang berintegrasi tinggi .(6) evaluasi dan indikator keberhasilan strategy bibliokonseling.
Berdasarkan hasil posttest, secara umum rata-rata integrasi siswa setelah diberi layanan bimbingan Bibliokonseling   dengan teknik bibliokonseling naik dari 25% menjadi 55% secara umum sehingga dapat dikatakan naik 100 %. Setelah diadakan uji efektivitas tehnik.Terjadi Kenaikan yang siqnifican antara rata-rata tingkat integritas  siswa dari hasil Pretest dan Posttest, sehingga dapat disimpulkan bahwa layanan bibliokonseling dengan melalui pembelajaran teks narrative efektif untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa.
Daftar Pustaka
Andrias Harefa,(2005).Menjadi manusia pembelajar,Jakarta PT.Kompas media Nusantara
Bertens,K.1997.Etika.Jakarta: Gramedia  Pustaka Utama
Butler,et al.2005.The Dinamics of language use:functional and contrastive perspective.Jhon
              benyamin publishing company.
Confucius,The analects,new York: penguin book 1972.Cina: Sandong Friendship Bao
               Shixiang.1991 
Gea, Antonius, dkk. 2002. Character Building I: Relasi dengan Diri Sendiri. Edisi Revisi. Jakarta:
              Gramedia Pustaka Utama. Goleman, Daniel. 2002. Kecerdasan Emosional. Mengapa EI
              lebih penting daripada IQ (Judul asli: Emotional Intelligence. Alih bahasa: T. Hermaya).
              Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Gostick, Adrian and Dana Telford. 2006. Keunggulan Integritas (Judul asli: The Integrity 
              Advantage. Alih bahasa: Fahmi Ihsan). Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer
 Gostik, Andrian & Telford, Dana. Keunggulan Integritas. Dari bto.depnakertrans.go.id /.../
Gunawan, Samuel. Makna Sebuah Integritas. Internet. Diunduih 1 Juli 2015.
 (http://kombinasi.net /biblioterapikekuatan-penyernbuhan-lewat- pengetahuan 18/10/10) http://telusur.metrotvnews.com/read/2015/04/15/386630/anies-ini-untuk-memulihkankejujuran-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar